Kamis, 25 Oktober 2012

Evolusi Hindu


QUESTION:
Mohon penjelasan mengenai 1) Manu, 2) Apakah Hindu mengenal evolusi?
    ANSWER:
    1. ‘Manu’ diciptakan oleh Hyang Widhi dari pikiran-Nya (Swayambhu/ lahir sendiri) bersumber dari unsur-unsur semesta yang disebut sebagai Bhuwana Agung, yaitu unsur-unsur: Apah (air), Pertiwi (tanah), Bayu (udara), Teja (matahari), dan Akasa (angkasa/ ether).
    Oleh karena itu maka tubuh manusia juga dinamakan sebagai Bhuwana Alit, di mana unsur Pertiwi adalah daging dan tulang, unsur Apah adalah darah, air kencing dan kelenjar-kelanjar, Bayu adalah paru-paru, Teja adalah suhu badan dan sinar mata, dan Akasa adalah urat syaraf, rambut, kuku, dan sembilan buah lobang dalam tubuh manusia.
    Dari Manu terciptalah sepuluh Maha Rsi yang menjadi pemimpin mahluk hidup, yaitu: Marici, Atri, Angira, Pulestya, Pulaha, Kratu, Praceta, Wasistha, Bhrgu, dan Narada. Seterusnya terciptalah manusia biasa yang berkembang biak dari perkawinan-perkawinan.
    2. Evolusi Agama Hindu telah terjadi sepanjang usia semesta, sejak Weda diwahyukan oleh Hyang Widhi kepada ‘Sapta Maha Rsi’. Evolusi itu berlangsung melalui kurun waktu yang panjang, antara lain dengan adanya berbagai Sekte dalam Agama Hindu.
    Di India, Hindu juga berevolusi ketika Agama-Agama Budha, Islam, dan Kristen mempengaruhi, terlihat misalnya dari bentuk-bentuk Pura yang berkubah, menyerupai Mesjid, Gereja atau Kuil Budha.
    Di Nepal, bentuk Pura lebih mirip seperti di Bali, di alam terbuka, dan tidak dalam bentuk kubah. Selain itu di India, penganut Hindu yang menerima sebagian ajaran Islam disebut ber-’Agama’: Jain.
    Di Indonesia, Hindu sekte Siwa Siddhanta dari Madya Pradesh (India Tengah) yang dikembangkan oleh Maha Rsi Agastya, telah berevolusi menjadi Hindu dengan ciri khas seperti yang ditemukan di Bali, karena telah mengambil kepercayaan-kepercayaan local genius, misalnya kepercayaan: Trimurti, Tri Purusha, Dewata Nawa Sanggha, dll.

    Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit


    Bahwa Tuhan (Sanghyang Widhi/ Brahman) telah menciptakan Panca Mahabhuta (alam semesta yang terdiri dari 5 unsur, yaitu:
    1. Pertiwi: tanah/ bumi
    2. Apah: air
    3. Bayu: angin
    4. Teja: matahari/ panas
    5. Akasa: atmosfir/ angkasa
    Dari alam semestalah tercipta tubuh manusia. Oleh karena itu unsur-unsur Panca Mahabhuta juga ada dalam tubuh manusia:
    1. Pertiwi: daging dan tulang
    2. Apah: darah, air kencing, air kelenjar
    3. Bayu: udara dalam peparu dan perut
    4. Teja: suhu badan yang hangat dan sinar mata yang cemerlang
    5. Akasa: urat syaraf, rambut, kuku dan 9 lobang dalam tubuh (telinga 2, mata 2, hidung 2, mulut 1, kelamin 1, dubur 1)
    Oleh karena itu alam semesta disebut Bhuwana Agung dan tubuh manusia disebut Bhuwana Alit.
    Kesimpulan: Jika manusia menyayangi tubuh/ dirinya maka ia tak boleh tidak menyayangi/ memelihara alam semesta.

    Ongkara


    Ongkara

    Ada yang menanyakan bentuk/ gambar simbol Ongkara di India dengan di Bali kok beda? Padahal sama-sama Hindu.
    Tentang simbol Ongkara di India saya belum temukan sumber sastranya, tentang bentuk Ongkara di Bali saya dapat jelaskan (sumber: Lontar Krakah Modre Aji Griguh).
    1. Jenis-jenis Ongkara ada 5, yaitu: Ongkara Gni, Ongkara Sabdha, Ongkara Mrta, Ongkara Pasah, dan Ongkara Adu-muka.
    Penggunaan berbagai jenis Ongkara ini dalam rerajahan sarana upakara pada upacara Panca Yadnya dimaksudkan untuk mendapat kekuatan magis yang dibutuhkan dalam melancarkan serta mencapai tujuan upacara.
    1 Ongkara Gni
    om geni Ongkara
    2 Ongkara Sabdha
    om sabha Ongkara
    3 Ongkara Mrta
    om merta Ongkara
    4 Ongkara Pasah
    om pasah Ongkara
    5 Ongkara Adu Muka
    om adumuka Ongkara
    2. Unsur-unsur Ongkara ada 5 yaitu: 1) Nada, 2) Windu, 3) Arda Candra, 4) Angka telu (versi Bali), 5) Tarung.
    Semuanya melambangkan Panca Mahabutha, unsur-unsur sakti Hyang Widhi, yaitu: Nada = Bayu, angin, bintang; Windu = Teja, api, surya/ matahari; Arda Candra = Apah, air, bulan; Angka telu = Akasa, langit, ether; Tarung = Pertiwi, bumi, tanah.
    om3 Ongkara
    Unsur-unsur Panca Mahabutha di alam raya itu dinamakan Bhuwana Agung. Panca Mahabutha ada juga dalam tubuh manusia:
    1. Daging dan tulang adalah unsur Pertiwi
    2. Darah, air seni, air kelenjar (ludah, dll) adalah unsur Apah
    3. Panas badan dan sinar mata adalah unsur Teja
    4. Paru-paru adalah unsur Bayu
    5. Urat syaraf, rambut, kuku, dan 9 buah lobang dalam tubuh: 2 lobang telinga, 2 lobang mata, 2 lobang hidung, 1 lobang mulut, 1 lobang dubur, dan 1 lobang kelamin, adalah unsur Akasa.
    Unsur-unsur Panca Mahabutha dalam tubuh manusia disebut sebagi Bhuwana Alit.
    Dalam kaitan inilah upacara Pitra Yadnya dilakukan ketika manusia meninggal dunia di mana dengan upacara ngaben (ngapen=ngapiin), unsur-unsur Panca Mahabutha dalam tubuh manusia (Bhuwana Alit) dikembalikan/ disatukan ke Panca Mahabutha di alam semesta (Bhuwana Agung).
    3. Kesimpulan: Simbol Ongkara adalah simbol kemahakuasaan Hyang Widhi.
    4. Simbol Ongkara di Bali pertama kali dikembangkan oleh Maha-Rsi: Ida Bhatara Mpu Kuturan sekitar abad ke-11 M, ditulis dalam naskah beliau yang bernama “Tutur Kuturan”

    Hubungan Seks di Luar Nikah Menurut Hindu


    Prinsipnya, hubungan seks di luar nikah oleh agama manapun dilarang. Bagi pemeluk Hindu di Bali, diuraikan dalam Trikaya Parisudha tentang Kayika, yang disebut: “tan paradara”.
    Pengertian tan paradara ini diartikan luas sebagai menggoda, bersentuhan seks, berhubungan seks, bahkan menghayalkan seks dengan wanita/ lelaki lain yang bukan istri/ suaminya yang sah.
    Dalam kitab-kitab suci antara lain Manawadharmasastra, Sarasamuscaya, dan Parasaradharmasastra, hubungan seks senantiasa dianggap sebagai hal yang suci yang hanya diperkenankan setelah melalui proses pawiwahan yang menurut Manawadharmasastra ada delapan cara.
    Dalam Keputusan Seminar Kesatuan Tafsir Terhadap Aspek-Aspek Agama Hindu yang disahkan oleh PHDI tahun 1987 diatur tentang keadan cuntaka (tidak suci menurut keyakinan agama Hindu) yang berhubungan dengan masalah seks di luar nikah (pawiwahan) sebagai berikut:
    1. Wanita hamil tanpa beakaon dan “memitra ngalang” (kumpul kebo), yang kena cuntaka adalah wanita itu sendiri beserta kamar tidurnya. Cuntaka ini berakhir bila dia dinikahkan dalam upacara pawiwahan.
    2. Anak yang lahir dari kehamilan sebelum pawiwahan (panak dia-diu), yang kena cuntaka: si wanita (ibu), anak, dan rumah yang ditempatinya. Cuntaka ini berakhir bila anak itu ada yang “meras” yaitu diangkat sebagai anak dengan upacara tertentu.
      Jika dihayati lebih jauh, seolah-olah hukuman cuntaka itu hanya ditimpakan kepada wanita dan anak-anak saja. Pertanyaannya bagaimana mengenai si lelaki pasangan zina/ kumpul kebonya apakah terkena cuntaka juga?
      Secara tegas kesatuan tafsir tidak mengatur, tetapi dosa atas perbuatan paradara jelas disebutkan dalam Sarasamuscaya.
      Selain itu pawiwahan yang menyimpang dari ajaran agama juga dinyatakan sebagai dosa yang disebutkan dalam Manawadharmasastra dan Parasaradharmasastra.

      Minggu, 23 September 2012

      Sungai Gangga

      Sungai Gangga

      Sejak jaman purba terdapat keyakinan bahwa air sungai Gangga itu mempunyai kekuatan melebur dosa dan kenodaan rohani dan jasmani.
      Di dalam Veda-Veda, kemudian di dalam Mahabharata, mulai dan ceritera pertama sampai terakhir, kesucian dan sifat melebur dosa air sungai Gangga itu selalu disebut-sebut.
      Airnya itu, baik untuk menyucikan diri sendiri, maupun untuk menyucikan roh orang yang sudah meninggal. Di dalam setiap upacara penyucian, nama Gangga, baik sebagai Dewi maupun sebagai sungai, tidak pernah absen untuk dipuja.
      Di Alam Dewa sungai kenamat itu disebut Alakananda, di alam Pitri disebut Vaitarani. Sedangkan nama lain untuk Gangga pada umumnya adalah Bhagirathi.
      Sungai besar dan suci itu mempunyai tujuh aliran anak sungai, dan masing-masing mempunyai kekuatan melebur dosa. Nama-nama dan ketujuh cabangnya itu, yaitu: Gangga, Yamuna, Saraswati, Vitastha, Sarayu, Gomati, dan Gandaki.
      Dikatakan bahwa dengan terkena pecikan air sungai-sungai itu yang dimohon dengan upacara, akan dapat menjauhkan diri kita dari bencana, dan apabila meminum airnya, akan tenbebaslah kita dari pengaruh penbuatan dosa (demikian Adi Parwa CLXXII. hal. 340, Pratap Chandra Roy).
      Gangga ialah sungai di India Utara dan oleh pejabat dan menurut pemerintahan India sebagai sungai nasional Bharat. Dalam Hinduisme, Gangga juga disembah sebagai dewi. Sungai ini adalah sungai suci bagi yang beragama hindu. Sejak jaman purba terdapat keyakinan bahwa air sungai Gangga itu mempunyai kekuatan melebur dosa dan kenodaan rohani dan jasmani. Di dalam Veda-Veda, kemudian di dalam Mahabharata, mulai dan ceritera pertama sampai terakhir, kesucian dan sifat melebur dosa air sungai Gangga itu selalu disebut-sebut.





      Airnya itu, baik untuk menyucikan diri sendiri, maupun untuk menyucikan roh orang yang sudah meninggal. Di dalam setiap upacara penyucian, nama Gangga, baik sebagai Dewi maupun sebagai sungai, tidak pernah absen untuk dipuja. Di Alam Dewa sungai kenamat itu disebut Alakananda, di alam Pitri disebut Vaitarani. Sedangkan nama lain untuk Gangga pada umumnya adalah Bhagirathi.





      Sungai besar dan suci itu mempunyai tujuh aliran anak sungai, dan masing-masing mempunyai kekuatan melebur dosa. Nama-nama dan ketujuh cabangnya itu, yaitu: Gangga, Yamuna, Saraswati, Vitastha, Sarayu, Gomati, dan Gandaki. Dikatakan bahwa dengan terkena pecikan air sungai-sungai itu yang dimohon dengan upacara, akan dapat menjauhkan diri kita dari bencana, dan apabila meminum airnya, akan terbebaslah kita dari pengaruh penbuatan dosa
      Postingan Lama Beranda

      INFO PENTING

      Kami sampaikan kepada semua pengunjung TNBA Blog, bahwa Kami disini bukanlah Pencipta Artikel ataupun Uploder, kami hanyalah Finder Artikel dan Juga Link - link terkait yang kami Posting. Admin adalah BLOGER Baru yang berasal dari PULAU DEWATA dengan Tujuan mulia untuk membantu Masyarakat untuk menemukan Artikel-artikel yang diinginkan dengan Mudah tanpa mengambil keuntungan dari semua Postingannya.

      Salah satu Sumber kami :
      1. www.parisada.org
      2. singaraja.wordpress.com
      3. piswayang.blogspot.com
      4. www.stitidharma.org

      Trima kasih atas perhatiannya

      Admin

      Bisnis Online

      BALI

      =====BALI=====

      Bali adalah Pulau yang sering disebut dengan Pulau Seribu Pura, ini semua karena memang di Pulau ini memiliki banyak sekali Bangunan Pura Yang Megah di Setiap Lokasi di Setiap Desanya. Hal ini tidak terlepas dari Mayoritas penduduknya menganut Agama Hindu,,Hhhhmmmmmm kalau saya Bahas Bali disini akan sangat panjang, Kalau Agan2 Mau tau Bali seperti apa,,.??? Baca Postingan dari "TIANG NAK BALI AGA", temukan Informasi tentang Bali disini.

      Suksma

      Kategori

      Blog Archive

      Diberdayakan oleh Blogger.
       

      Translate Here

      English French German Spain Italian Dutch

      Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
      Translate Widget by Google

      Kunjungan

      Followers

       

      Visitors

      free counters

      Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger