Ide
awal untuk mendirikan museum di Bali disebabkan oleh adanya gejala
semakin banyak benda-benda budaya Bali dibawa ke luar negeri. Sesuai
dengan gejala yang disinyalir oleh Bosch, apabila hal tersebut tidak
diantisipasi, maka akan terjadi suatu proses pemiskinan kebudayaan.
Gagasan
untuk mendirikan museum ini muncul atas prakarsa oleh Asisten Residen
Bali dan Lombok bernama Mr. W.F.J. Kroon yang pada saat itu berkedudukan
di Singaraja. Untuk mewujudkan bangunan tersebut dibentuk suatu
perkumpulan bernama Yayasan Bali Museum. Anggotanya terdiri dari Dr.
W.F. Stutterheim, Walter Spies, Dr. R. Goris, Ir. Th.A. Resink serta
pecinta kebudayaan Bali antara lain I Gusti Alit Ngurah dan I Gusti
Bagus Negara. Kepada mereka dipercayakan suatu tanggung jawab guna
mengemban serta mencegah mengalirnya benda-benda budaya keluar Bali,
karena sudah tersedianya wadah untuk menyelamatkan benda tersebut
sehingga pemiskinan budaya Bali dapat dihindari.
Gagasan
tersebut direalisasikan pada tahun 1910 dengan mempercayakan penanganan
bangunan museum kepada undagi (arsitek) I Gusti Ketut Kandel dari
Banjar Abasan dan I Gusti Ketut Rai dari Banjar Belong, dibantu oleh
putra-putra Bali lainnya. Sebagai konsultan teknis untuk segi
persyaratan museum adalah seorang arsitek berkebangsaan jerman bernama
Curt Grundler.
Setelah
melalui tahapan pengerjaan disertai kerja keras, akhirnya bangunan
museum pada areal seluas 2.600 m2 yang berarsitektur tradisional Bali
dengan perpaduan pola pura (tempat suci agama Hindu) dan puri (istana
raja) ini selesai. Pada tanggal 8 Desember 1932 museum ini dibuka untuk
umum dengan nama Bali Museum dibawah pengawasan Yayasan Bali Museum.
Selanjutnya tanggal 5 Januari 1965, Bali Museum diserahkan secara resmi
kepada pemerintah pusat dibawah naungan Lembaga Museum-museum Nasional
dan dalam tahun 1966 selama kabinet Ampera dijadikan Direktorat
Permuseuman yang berada dibawah Direktorat Jenderal Kebudayaan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejak itu nama Bali Museum
disempurnakan menjadi Museum Bali.
Seiring
dengan pengembangan museum Bali, muncul gagasan untuk mendirikan museum
negeri dan museum daerah yang lain di Bali. Demikian juga tidak
ketinggalan para pemerhati seni berupaya ikut membantu pemerintah dalam
pengembangan dan pembinaan museum, hal ini dapat dilihat dari mulai berdirinya museum-museum swasta. Museum-museum tersebut antara lain :
1. Museum Bali
Museum
Bali adalah salah satu diantara museum-museum di Bali yang mempunyai
corak dan koleksi yang berbeda. Museum ini didirikan untuk
mengantisipasi proses pemiskinan budaya Bali dan menyelamatkan
benda-benda warisan budaya yang tak ternilai keagungannya sebagai hasil
karya seni pembuktian kebesaran masyarakat Bali. Setelah Bali di kuasai
oleh Belanda tahun 1910 warisan budaya tersebut mulai berpindah dan
diboyong keluar Bali. Museum Bali adalah museum pemerintah dibawah teknis pengawasan Departemen Pariwisata dan Budaya
a. Lokasi Museum
Lokasi
Museum Bali berada di kawasan budaya, karena lingkungan di sekitar
Museum Bali terdapat suasana budaya Bali dengan keberadaan Pura
Jagatnata yang terletak di sebelah utara museum.
b. Bangunan Bangunan Museum
Gedung
atau ruang pameraan museum terdiri dari Ruang Gedung Timur Atas dan
Bawah, Ruang Gedung Buleleng, ruang Gedung Karangasem dan Ruang Gedung
Tabanan. Ruang lain yang dimiliki oleh Museum Bali antara lain ruang
Koperasi, Gedung Preparasi dan Konservasi dan tempat penyimpanan
koleksi, ruang koleksi, auditorium dan ruang tata usaha, ruang bimbingan
dan perpustakaan, kolam, padmasana, bale bengong dan ruang terbuka /
taman. Koleksi museum disajikan dalam vitrin-vitrin yang ditata pada
dinding ruangan. Luas areal Museum Bali : 6000 m2.
c. Koleksi Museum Bali
Koleksi yang ada pada museum Bali terdiri dari :
Koleksi Historika yang meliputi koleksi prasejarah, koleksi sejarah
Koleksi Numismatic seperti mata uang logam, uang bolong
Koleksi Kramologika meliputi keramik yang terbuat dari tanah liat.
Koleksi Fililogika seperti naskah kuno.
Koleksi Etnografi meliputi pehiasan diri, peralatan rumah tangga, senjata dan peralatan upacara.
Koleksi Kesenian meliputi seni rupa, peralatan tari dan tabuh.
2. Museum Le Mayeur
Museum
Le Mayeur dikelola oleh pemerintah di bawah koordinasi Museum Bali.
Pengelolaan museum ini di ambil alih oleh pemerintah setelah
meninggalnya pemilik museum dengan tujuan agar kolaksi museum tetap
terjaga dan terawat sehingga tetap dapat menjadi salah satu obyek wisata
kawasan wisata Sanur. Berdasarkan koleksi yang dimiliki Museum Le
Mayeur termasuk dalam museum khusus dan museum memorial karena khusus
mengoleksi lukisan dan perabotan yang dipakai Le Mayeur semasih hidup.
a. Lokasi Museum
Museum
Le Mayeur berlokasi di Jalan Hang Tuah, Pantai Sanur. Museum ini
didirikan pada tahun 1957 setelah secara sah mendapat akte dari Menteri
Pendidikan yang menjabat pada masa itu. Museum Le Mayeur ini berfungsi
untuk mengumpulkan, menyimpan, merawat, melestarikan dan
mengkomunikasikan benda lukisan hasil karya Le Mayeur.
b. Bangunan-bangunan Museum Le Mayeur
Bangunan
yang dijadikan museum adalah sebuah rumah tinggal milik Le Mayeur
sendiri yang pada awalnya dengan kondisi yang sangat terbatas untuk
menyimpan karya lukisan yang cukup banyak. Dalam perkembangan
selanjutnya setelah Le Mayeur meninggal, rumah tinggal tersebut menjadi
ruang utama museum dan di bangun beberapa bangunan baru antara lain Bale Pecanangan untuk menghaturkan sesaji, Bale Bengong tempat untuk latihan menari.
c. Koleksi Museum Le Mayeur
Koleksi
Museum Le Mayeur berupa koleksi lukisan hasil karya Le Mayeur. Jumlah
lukisan yang dipamerkan sampai saat ini sebanyak 89 buah lukisan yang
dibuat selama Le Mayeur menetap di Bali. Benda-benda koleksi selain
lukisan yang dipamerkan dalam museum antara lain almari, meja, piring,
guci, kursi. Benda-benda ini adalah perlengkapan rumah tangga yang
pernah digunakan oleh keluarga Le Mayeur. Semua benda koleksi ini
dipamerkan dalam gedung pameran dan Bale Pecanangan.
3. Museum Gedong Arca
Museum Gedong Arca merupakan Museum Purbakala yang terletak di Desa Bedulu, Kecamatan Belahbatuh, Kabupaten Gianyar. Pendirian Museum Gedong Arca dirintis pada tahun 1958-1959 oleh
Dr R.P. Soejono sebagai Kepala Kantor Lembaga Purbakala dan Peninggalan
Nasional Cabang II Gianyar dan sebagai realisasi pendiriannya pada
tanggal 14 September 1974 Museum Gedong Arca ini diresmikan oleh
Gubernur Bali yang dijabat oleh Bapak Sukarmen. Museum Gedong Arca ini
berfungsi untuk mengumpulkan, menyimpan, merawat, melestarikan dan
mengkomunikasikan benda-benda purbakala meliputi wilayah Bali dan Lombok
yang berlokasi di Bedulu Gianyar.
a. Bangunan-bangunan Museun
Museum Gedong Arca yang dibangun di atas tanah seluas 2.564 m2
di desa Bedahulu Gianyar ini merupakan tonggak penting dalam sejarah
pelestarian peninggalan purbakala yang meliputi wilayah Propinsi Bali,
NTT dan NTB, sehingga museum ini memiliki nilai histories yang sangat tinggi.
Secara
umum Museum Gedong Arca terbagi dalam tiga zone yaitu zone Gedung
Kantor, zone Gedung Arca dan Balai Penyelamatan Benda-benda Purbakala.
Kantor pengelola berada dalam areal dengan letak paling selatan dari
site bangunan museum. Bagian tengah adalah komplek Gedung Arca yang
terbagi dalam tiga halaman dan paling utara adalah Balai Penyelamatan
Benda-benda Purbakala.
Tiga
halaman Gedong Arca yang disesuaikan dengan pembagian halaman pura di
Bali yaitu halaman luar, halaman tengah dan halaman dalam. Halaman luar
terdapat tiga buah bangunan yaitu wantilan, tempat penjualan tiket dan bale kulkul.
Pada halaman tengah terdapat lima buah bangunan, dimana satu bangunan
berada ditengah dan empat bangunan berada di empat sudut halaman. Gedung
pada halaman tengah digunakan untuk ruang pameran dan salah satu gedung
difungsikan sebagai gudang. Pada bagian halaman dalam ditengah-tengah
terdapat sebuah kolam dan taman berbentuk segi empat. Pada halaman dalam
terdapat tujuh buah bangunan yang dipergunakan untuk pameran tetap dan
tempat suci.
b. Koleksi Museum
Koleksi
Museum Gedong Arca adalah benda-benda purbakala yang berasal dari
seluruh Bali. Benda-benda koleksi diperoleh dengan cara mengadakan
penggalian di lapangan. Koleksi yang terdapat di museum ini adalah
benda-benda yang berasal dari masa prasejarah dan sejarah. Jenis benda
koleksinya antara lain alat-alat rumah tangga, alat-alat untuk berburu,
menangkap ikan, bercocok tanam, alat untuk keperluan kepercayaan dan
agama.
c. Pengelola
Museum
Gedong Arca dikelola dan diatur oleh Kantor Suaka Peninggalan Sejarah
dan Kepurbakalaan Wilayah Propnsi Bali yang bernaung dibawah Direktorat
Jenderal Sejarah dan Purbakala, Derektorat Jenderal Kebudayaan,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
4. Museum Puri Lukisan Ratna Wartha
Lokasi
Museum Puri Lukisan terletak di Desa Ubud dan Kecamatan Ubud, Kabupaten
Gianyar. Lokasi museum ini sangat strategis berada diatas tanah munduk
yaitu sebidang tanah dengan keadaan yang agak tinggi di kelililingi oleh
semak, jurang, sawah dan sungai. Bangunan ini berdiri diatas tanah
seluas 100 are pada ketinggian 300 m diatas permukaan laut dan
temperatur rata-rata 280C. Setiap gedung menampilkan wajah tradisional Bali.
Museum
Puri Lukisan adalah suatu tempat yang berfungsi untuk mengumpulkan,
menyimpan, merawat, melestarikan dan mengkomunikasikan benda lukisan dan
benda seni lain hasil karya para seniman yang tergabung dalam kelompok
seniman seni lukis, seni pahat, seni patung dan kerajinan yang berlokasi
di Ubud, Gianyar.
Museum
ini dibangun merupakan gagasan dari tokoh masyarakat Ubud Tjokorda Gede
Agoeng Soekawati yang bertujuan untuk memajukan dan mengembangkan hasil
karya seni dan mengangkat kesejahtraan para seniman. Bidang seni yang
telah berkembang dan mendapat perhatian untuk lebih dikembangkan adalah
seni lukis, seni pahat, kerajinan emas, perak dan tenun.
a. Bangunan dalam Komplek Museum
Kompleks bangunan yang dimiliki oleh Museum Puri Lukisan yang dibangun pada areal seluas 13.500 m2 terdiri dari beberapa gedung :
1. Gedung Induk untuk kepentingan edukatif, kultur dan kamar penyimpanan koleksi termasuk perawatannya.
2. Gedung sayap kiri tempat pameran koleksi terpilih dan bermutu tinggi, baik patung maupun lukisan.
3. Gedung sayap kanan merupakan pusat kegiatan para seniman dan seniwati dalam berkarya seni.
4. Sebuah bangunan barang-barang souvenir semuanya berupa barang-barang contoh untuk dijual.
5. Tempat tiket terletak di bagian depan jembatan museum, sebuah toilet
6. Komplek
bangunan pameran sementara yang terdiri dari sebuah wantilan, sebuah
balai panjang yang digunakan untuk kegiatan pameran temporal.
b. Koleksi Museum
Koleksi
Museum Puri Lukisan antara lain koleksi seni lukis mulai dari lukisan
tertua sampai lukisan terbaru. Koleksi seni patung , koleksi seni pahat
dan kerajinan. Koleksi lukisan tertua yang dimiliki berasal dari tahun
1931 karya alm. Ida Bagus Made Kembeng dan koleksi patung tertua dari
tahun 1932 karya Ida Bagus Ketut Gelodog
c. Pengelola
Museum
Puri Lukisan adalah museum swasta berada dibawah pengelolaan Yayasan
Ratna Wartha. Tugas dan kewajiban pengelola adalah melaksanakan aturan
dan tata tertib organisasi, memilih dan mengadakan penilaian terhadap
hasil karya seni dan mengadakan hubungan antar daerah atau negara di
dunia dalam rangka promosi, mengadakan pameran dan sebagainya.
Selain tersebut diatas, berikut merupakan Museum-museum lainnya yang ada di Bali antara lai
5. Museum Gedong Kirtya
- Lokasi : Singaraja, Kabupaten Buleleng
- Didirikan : tahun 1928
- Pendiri : Yayasan Van Deer Tuuk
- Status : Museum Daerah yang dikelola Pemda Tingkat I Bali
- Koleksi : berupa pustaka lontar yang berjumlah ± 5000 buah
6. Museum Manusa Yadnya
- Lokasi : Mengwi, Kabupaten Badung
- Didirikan : tahun 1974
- Pendiri : Pemda Tingkat II Badung
- Status : Museum Daerah, yang dikelola Pemda Tingkat II Badung
- Koleksi : berjumlah 137 buah yang terdiri dari :
Kelompok koleksi upacara Manusa Yadnya mulai dari upacara magedong-gedongan sampai upacara perkawinan.
Kelompok koleksi upacara Pitra Yadnya yaitu kelanjutan upacara Manusa Yadnya terdiri dari upacara Ngaben dan Memukur.
7. Museum Subak
- Lokasi : Desa Sanggulan, Kediri, Tabanan
- Didirikan : tahun 1980
- Pendiri : Pemda Tingkat I Bali
- Status : Museum Daerah yang dikelola Dinas Kebudayaan Bali
- Koleksi : koleksi yang berhubungan dengan alat-alat pertanian tradisional dan Subak.
8. Museum Neka
- Lokasi : Ubud, Kabupaten Gianyar
- Didirikan : tahun 1982
- Pendiri : Pande Wayan Suteja Neka
- Status : Museum Swasta yang dikelola Yayasan Dharma Seni
- Koleksi : berupa lukisan karya pelukis terkenal seperti I
Gusti Nyoman Lempad, Arie Smith, dan lain-lain yang berjumlah 312 buah
9. Museum Perjuangan
- Lokasi : Desa Klaci, areal Makam Pahlawan Margarana, Tabanan
- Didirikan : tahun 1983
- Pendiri : Yayasan Kebaktian Proklamasi (YKP) Bali
- Status : Museum swasta yang dikelola YKP Bali
- Koleksi : peralatan perang, radio untuk militer, pakaian
seragam pejuang kemerdekaan, senjata, beberapa lukisan, patung dan
lainnya
10. Museum Patung Widya Kusuma
- Lokasi : Br. Nyuh Kuning, Desa Lodtunduh, Kabupaten Gianyar
- Didirikan : tahun 1990
- Pendiri : Nyoman Sujendra
- Status : Museum swasta, dikelola Yayasan Desa Adat Nyuh Kuning
- Koleksi : berupa patung-patung yang dikerjakan pemahat di Ubud
11. Museum Semarajaya
- Lokasi : Semarapura, Kabupaten Klungkung
- Didirikan : tahun 1992
- Pendiri : Pemda Tingkat II Klungkung
- Status : Museum Daerah yang dikelola Pemda Tingkat II Klungkung
- Koleksi : berupa benda-benda prasejarah dan sejarah, serta barang kerajinan khas Klungkung yang berjumlah 59 buah.
12. Museum Manusia Purba
- Lokasi : Gilimanuk, Kabupaten Jembrana
- Didirikan : tahun 1992
- Pendiri : Pemda Tingkat II Jembrana
- Status : Museum Daerah yang dikelola Pemda Tingkat II Jembrana
- Koleksi : berupa alat-alat dari batu, kapak, patung dari
batu dan fosil manusia pithecantropus dengan jumlah koleksi 60 buah
13. Museum Seni Lukis Klasik Bali
- Lokasi : Desa Takmung, Kabupaten Klungkung
- Didirikan : tahun 1992
- Pendiri : Drs. Nyoman Gunarsa
- Status : Museum swasta tingkat lokal
- Koleksi : berupa karya seni lukis klasik Bali, patung, keris tradisional, wayang yang berjumlah 166 buah
14. Museum Sidik Jari
- Lokasi : Jl. Hayam Wuruk, Tanjung Bungkak, Denpasar
- Didirikan : tahun 1994
- Pendiri : I Gusti Ngurah Gede Pemecutan
- Status : Museum swasta yang dikelola Yayasan Kerti Budaya
- Koleksi : berupa lukisan yang dibuat dengan ujung jari dan karya seni lainnya dengan jumlah koleksi 102 buah
15. Museum Rudana
- Lokasi : Peliatan Ubud, Kabupaten Gianyar
- Didirikan : tahun 1995
- Pendiri : I Nyoman Rudana
- Status : Museum swasta yang dikelola Yayasan Seni Rudana
- Koleksi : berupa lukisan karya pelukis terkenal seperti I
Gusti Nyoman Lempad, I Gusti Ketut Kobot, Ida Bagus Made Wija, Affandi,
Basuki Abdullah, Fajar Sidik dan lain-lain yang berjumlah 245 koleksi
16. Museum Seni Agung Rai “ARMA”
- Lokasi : Peliatan Ubud, Kabupaten Gianyar
- Didirikan : tahun 1996
- Pendiri : Anak Agung Gede Rai
- Status : Museum swasta yang dikelola Agung Rai
- Koleksi : berupa lukisan sebanyak 55 buah
17. Museum Bali Bird Park
- Lokasi : Desa Singapadu, Kabupaten Gianyar
- Didirikan : tahun 1995
- Pendiri : Putu Sidarta
- Status : Museum swasta
- Koleksi : berbagai jenis binatang dari seluruh dunia
18. Museum Renaissance “Blanco”
- Lokasi : Desa Campuhan Ubud, Kabupaten Gianyar
- Didirikan : tahun 1999
- Pendiri : Don Antonio Blanco
- Status : Museum swasta
- Koleksi : berupa lukisan hasil karya Antonio Blanco semasih hidup
19. Museum Marka
- Lokasi : Desa Kemenuh, Kabupaten Gianyar
- Pendiri : Ida Bagus Marka
- Status : Museum swasta
- Koleksi : berupa patung-patung hasil karya Ida Bagus Marka
20. Museum Kupu-kupu
- Lokasi : Desa Bedugul, Kabupaten Tabanan
- Status : Museum Daerah yang dikelola Pemda Tingkat II Tabanan
- Koleksi : berupa binatang kupu-kupu dari seluruh Indonesia dan beberapa negara di dunia
Sumber : Landasan Konsepsual Perancangan Tugas Akhir “Museum Kerajinan Emas dan Perak di Celuk-Gianyar” oleh I Gde Pande Juliawan dan Himusba th. 2004
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungannya, Kami berharap Saudara meninggalkan sedikit kata Untuk Kemajuan Blog ini. Ini semua Untuk Bali, mari bersama Menjaga dan melestarikan Bali yang senantiasa indah dan Damai.