Minggu, 09 September 2012

YUDISTIRA DAN DRUPADI

Yudistira dan DrupadiLuh Made Sutarmi
Buah yang kita tanam di lembah keputusasaan adalah makanan yang kita makan di puncak gunung. Kata orang bijak, putus asa dan kekacauan pikiran selalu datang menghiasi kita, lalu apakah ini menarik untuk kita kenang. Itulah kehidupan, dia harus ditatap seperti air yang mengalir, dalam dimensi ruang dan waktu yang masih tersisa saat ini, banyak kegagalan dan harapan tidak tercapai, namun orang langsung putus asa. Putus asa juga pernah mampir di hati Yudistira. Sebagai manusia kondisi itu alamiah, namun Yudistira saat ini merenung dan karena hatinya galau, saat Bima mendapat giliran untuk tidur dengan Drupadi. Drupadi, istri dari kelima bersudara itu sering menghadirkan rasa cemburu di antara mereka, walaupun itu tidak diungkap secara nyata. Sebagai manusia, perasaan itu pasti muncul namun pengendalian emosi adalah cerita yang selalu hadir ketika kita menyimak kehidupan Panca Pandawa.
Drupadi menjalani kehidupan poliandri. Seorang istri memiliki lebih dari satu suami. Kondisi ini bukan tanpa alasan, yakni sebagai wujud kesetiaan Panca Pandawa pada janji untuk setia pada kata-kata Ibu mereka. “Apa pun yang engkau dapatkan harus engkau bagi sama rata dengan saudara-saudaramu.” cerita kemudian menjadi tambah pelik, saat yang didapat adalah seorang gadis. Konsekwensinya adalah itu pun harus dibagi sama, karena dalam hati Pandawa hanya bersuara “hormati ibu sebagai Tuhan, Mitru dewa bawa”. Namun, kondisi Drupadi sering diknitik oleh para pemikir saat mi, bahwa poliandri Drupadi keliru. Namun, sebagai masyarakat manusia haruslah arif bahwa poliandri memang pernah ada dalam sistem komunitas manusia, dan sisa-sisa itu masih ada di Amerika Utara sampai saat ini, seperti suku Mamot.
Drupadi wanita cantik, dan membuat banyak laki-laki mengidolakannya. Hasrat laki-laki Yudistira pun memuncak, ketika untuk pertama kalinya Bima mendapat giliran meniduri Drupadi. Ada semacam perasaan lain muncul dalam hatinya, dia cemburu, dan juga marah, namun semua sifat itu mampu dikendalikan sebagai bentuk penghormatan kepada janji yang telah diikrarkan. Hidup adalah permainan oleh karena itu nikmatilah sebagai bentuk permainan, hidup itu memang indah, namun sering menjebak emosi manusia yang mengikuti indria.
Yudistira merenung dan jantungnya berdetak. Oh malam ini jiwa ini ragu, membayangkan engkau Drupadi diantar oleh Bima ke kamarnya, engkau dituntun ke pura, aku bayangkan bahwa engkau rajin membuat banten, dan tidur dengan suamimu yang baru, yang mulai engkau cintai karena kekuatannya. Lalu, Yudistira berpikir dalam hati, “Apakah aku harus datang untuk merebutmu, walaupun aku punya hati dan cinta, masihkah aku tega melihat kamu menderita harus berpisah dengan orang yang bertanggung jawab atas semua kekuranganmu.?”
Kalau itu terjadi, Kami akan dihina sebagai bangsa ksatria, mereka pasti meneteskan air mata duka, air mata penyesalan, betapa egoisnya aku. Betapa aku egois, betapa Aku tidak tahu malu. Ibu yang lebih dahulu membukakan jalan kemudian ibu yang menutup episode yang tidak baik ini. Ibu juga yang mengangkatmu agar suci, agar tidak jatuh ke dasar jurang, lalu kenapa orang tua seperti itu harus kita marahi, kita kutuk, betapa mulia hatinya sebenarnya. Ayahmu juga begitu, dia ingin melepaskan episode yang sangat menjengkelkan ini. Lalu apa yang harus engkau lakukan sekarang? Menjadi bijaksana semacam Bhagawan Biasa, yang tenang dan damai. Bantulah dia sepenuhnya, apa yang kamu bisa berikan, berikanlah padanyĆ”. Demikianlah hati Yudistira berkecamuk. Jalankanlah niatmu itu, agar dia bahagia, lentik bulu matanya, memelas untuk menjadikan engkau pujaannya, rasa iba membuat engkau bijak. Inilah saatnya engkau menjadi manusia super, manusia yang penuh dengan kebijaksanaan.
Yudistira, terkesiap, ingat kata-kata ibu Kunti, “Saat sekarang betapa engkau ingin bahagia, ingin bisa menerima semuanya, dengan kata-kata yang indah. Engkau pernah berucap, puaslah dengan apa yang kita miliki sekarang biarlah hidup itu mengalir. Mengalir apa pun yang terjadi itu bukan kehendak kita. Setelah ingat itu dia berucap dalam hati. Semoga engkau bahagia, bahagia, semoga bahagia, aku hadapi dengan dada yang dingin kondisi ini, dengan pikiran yang suci dan pikiran apa adanya. Kini walaupun engkau bergelut dengan Bima, aku memandang itu wajar.
Angin utara berdesir sejuk, lalu melampiaskan banyak pasir yang menganga dalam hati, dia menyirami hati yang duka, kini berangsur-angsur sembuh, terima kasih guru, aku sudah bisa tenang. Ketenangan ini semoga bisa bertahan lama. Kata Yudistira dalam lamunannya. Hati yang luka sudah mulai mengering, tak ada yang menjadi beban. Hotel Indra Pura sudah berdebu, pantai sanur sudah remuk, dan Pura Ponjok Batu sudah bersih. Aku mulai menatapnya dengan indah.
Aku menatap wajah ibu Kunti yang semakin bersemi, semakin berkesan dialah pujaan hatiku, ketika aim ditinggalkan oleh kedukaan atas kematian ayah. Hanya dia yang bisa menghibur hatiku, ketika aku digusur dari Astina hanya dia yang menjadi tumpuan hatiku, aku berlabuh di pantai idamannya, aku bangga punya keluarga inilah kekayaanku terbesar. Ketika Drupadi ikut dalam keluargaku, dia juga yang menjadi mutiara kehidupanku, karena kecemburuanku bukan kekayaanku, dia adalah semacam kerikil dalam perjalanan kehidupanku, Maafkanlah Tuhan, aku telah terselip dan kini aku kembali ke jalan yang engkau kehendaki. Aku sadar-sadar, dan sadar. Terima kasih Tuhan. Om Gam Ganapatayenamaha. Raditya – 136 November 2008.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Atas Kunjungannya, Kami berharap Saudara meninggalkan sedikit kata Untuk Kemajuan Blog ini. Ini semua Untuk Bali, mari bersama Menjaga dan melestarikan Bali yang senantiasa indah dan Damai.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

INFO PENTING

Kami sampaikan kepada semua pengunjung TNBA Blog, bahwa Kami disini bukanlah Pencipta Artikel ataupun Uploder, kami hanyalah Finder Artikel dan Juga Link - link terkait yang kami Posting. Admin adalah BLOGER Baru yang berasal dari PULAU DEWATA dengan Tujuan mulia untuk membantu Masyarakat untuk menemukan Artikel-artikel yang diinginkan dengan Mudah tanpa mengambil keuntungan dari semua Postingannya.

Salah satu Sumber kami :
1. www.parisada.org
2. singaraja.wordpress.com
3. piswayang.blogspot.com
4. www.stitidharma.org

Trima kasih atas perhatiannya

Admin

Bisnis Online

BALI

=====BALI=====

Bali adalah Pulau yang sering disebut dengan Pulau Seribu Pura, ini semua karena memang di Pulau ini memiliki banyak sekali Bangunan Pura Yang Megah di Setiap Lokasi di Setiap Desanya. Hal ini tidak terlepas dari Mayoritas penduduknya menganut Agama Hindu,,Hhhhmmmmmm kalau saya Bahas Bali disini akan sangat panjang, Kalau Agan2 Mau tau Bali seperti apa,,.??? Baca Postingan dari "TIANG NAK BALI AGA", temukan Informasi tentang Bali disini.

Suksma

Kategori

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Kunjungan

Followers

 

Visitors

free counters

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger