LABUHAN MERAPI
Tiga
butir “endog jagat” (telor dunia) yang dihadiahkan Ratu Kidul sebagai
tanda cinta kepada Panembahan Senopati diberikan kepada juru taman di
Keraton Kota Gede. Ayah dan paman Panembahan Senopati memang curiga
dengan pemberian Ratu Kidul tersebut. Betul saja apa yang terjadi,
setelah memakan telor tersebut sang juru taman semakin besar badannya,
dan wajahnyapun menjadi aneh seperti raksasa. Wataknya pun berubah tidak
seperti manusia lagi. Bahkan ia menyerang Panembahan Senopati.
Perkelahian hebat terjadi. Namun deinikian karena kesaktiannya
Panembahan Senopati akhirnya dapat mengalahkan juru taman yang telah
berubah wujud tersebut.
Setelah
dikalahkan raksasa itu diberi nama Sapujagat dan diminta untuk
meninggalkan Kraton Mataram Lalu menetap di Gunung Merapi agar tidak
mengganggu rakyat mataram. Panembahan Senopati berjanji akan mengirim
Dhaharan dan pakaian setiap tahun, sambil meminta ki sapu jagat menjaga
Gunung Merapi bila sedang “punya gawe” alias murka agar tidak mengenai
rakyat Mataram.
Janji
Panembahan Senopati itulah yang kemudian ditradisikan sebagai upacara
labuhan Merapi, sebagaimana dipaparkan oleh Mas Ngabehi Suraksohargo
atau yang dikenal dengan Mbah Marijan, juru kunci gunung Merapi. Kisah
itu pula yang diceritrakan dalam sendratari yang dipertunjukkan usai
labuhan di Paseban Dalem, di halaman rumah Mbah Marijan.
Han itu Rabu (15/8/2007) masyarakat desa Kinahrejo tengah sibuk mempersiapkan upacara labuhan dalem Sri Sultan Hamengku Bhuwono X. Desa Kinahrejo adalah desa yang terletak paling Utara atau paling atas di lereng gunung Merapi. Labuhan dalem mi dilakukan untuk memperingati Jumenengan Dalem. Selain di Parangkusumo dan gunung Merapi, labuhan juga dilakukan di gunung Lawt. Meski upacara labuhan Merapi dilakukan kira-kira pukul 09.00 WIB, tetapi persiapannya telah dilakukan sehari sebelumnya. Halaman rumah Mbah Marijan, mulai Selasa pagi (14/8) sudah terlihat ramai. Ada panggung yang berisi seperangkat gamelan di halaman rumah. Pendopo rumahnya dibuka lebar-lebar dan digelari tikar.
Han itu Rabu (15/8/2007) masyarakat desa Kinahrejo tengah sibuk mempersiapkan upacara labuhan dalem Sri Sultan Hamengku Bhuwono X. Desa Kinahrejo adalah desa yang terletak paling Utara atau paling atas di lereng gunung Merapi. Labuhan dalem mi dilakukan untuk memperingati Jumenengan Dalem. Selain di Parangkusumo dan gunung Merapi, labuhan juga dilakukan di gunung Lawt. Meski upacara labuhan Merapi dilakukan kira-kira pukul 09.00 WIB, tetapi persiapannya telah dilakukan sehari sebelumnya. Halaman rumah Mbah Marijan, mulai Selasa pagi (14/8) sudah terlihat ramai. Ada panggung yang berisi seperangkat gamelan di halaman rumah. Pendopo rumahnya dibuka lebar-lebar dan digelari tikar.
Ratusan
orang mulai berdatangan ke rumah Mbah Marijan. Memasuki pukul 03.00 Wib
Rabu dini han, sebagaian abdi dalem yang betugas mempersiapkan upacara
labuhan mulai naik ke paseban dalem, tempat yang akan dipakai untuk
menggelar upacara labuhan Merapi. Jarak dan rumah Mbah Marijan antara
4-5 km naik ke arah puncak Merapi. Mbah Marijan dikenal berjalan begitu
cepat ke puncak, ia berjalan begitu ringan. Tepat pukul 09.00 Wib
upacara labuhan dilaksanakan. Mbah Marijan lebih banyak duduk, sedangkan
para petugas mulai mengatur jalannya upacara dan doa hingga
membagi-bagikan sesaji.
Demikianlah upacara labuhan Merapi yang dilaksanakan di Paseban Dalem gunung Merapi. Sebuah tradisi yang dilaksanakan oleh Keraton Yogyakarta, dan dilaksanakan oleh Mbah Marijan sang juru kunci Merapi serta para abdi dalem yang lain. (Keris vol.07-08 2007).
[WHD No. 526 Oktober 2010]
Demikianlah upacara labuhan Merapi yang dilaksanakan di Paseban Dalem gunung Merapi. Sebuah tradisi yang dilaksanakan oleh Keraton Yogyakarta, dan dilaksanakan oleh Mbah Marijan sang juru kunci Merapi serta para abdi dalem yang lain. (Keris vol.07-08 2007).
[WHD No. 526 Oktober 2010]
Labuhan Merapi Kembali Digelar
Kamis, 8 Juli 2010
Sleman (ANTARA News) - Labuhan Merapi yang merupakan upacara adat yang diadakan setiap 30 Rajab (kalender Jawa) akan kembali digelar Senin dan Selasa (12- 13 Juli).
"Rangkaian upacara adat ini akan dilangsungkan di rumah juru kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo atau Mbah Marijan di dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan, Cangkringan, Kabupaten Sleman," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Sleman, Untoro Budiharjo, Kamis.
Menurut dia, upacara Adat Labuhan Gunung Merapi merupakan rangkaian upacara yang dilaksanakan Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam rangka peringatan jumenengan Ndalem (naik tahta) Sri Sultan Hamengkubuwono X yang diselenggarakan setiap 30 bulan Rejeb penanggalan Jawa.
"Berdasarkan legenda pelaksanaan labuhan Merapi berkaitan erat dengan latar belakang sejarah Kyai Sapu Jagad, Empu Rama, Empu Ramadi, Krincing Wesi, Branjang Kawat, Sapu Angin, Mbah Lembang Sari, Mbah Nyai Gadhung Wikarti dan Kyai Megantoro yang semuanya penguasa di Gunung Merapi," katanya.
Prosesi Labuhan Gunung Merapi diawali pada Senin (12/7) pukul 09.00 WIB berupa "srah-srahan ubarampe" secara simbolis dari Kraton Ngayogyakarta oleh utusan Ngarsa Dalem Sri Sultan HB X kepada Camat Cangkringan kemudian dilanjutkan dengan penyerahan kepada juru kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo.
Pukul 15.00 WIB dilaksanakan Kirab Budaya oleh prajurit Gandungarum dari Kaliadem, Dusun Ngrangkah menuju rumah juru kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo dan pada malam harinya dilaksanakan kenduri wilujengan di rumah juru kunci dilanjutkan dengan macapatan oleh paguyuban Sekar Cangkring Manunggal.
"Kemudian Selasa (13/7) pukul 06.00 WIB dilakukan acara resmi Labuhan Merapi yang diawali kirab prajurit yang membawa `uba rampe` diiringi keluarga juru kunci, abdi dalem dan utusan Kraton dari rumah juru kunci menuju ke Kendit 2 dilanjutkan dengan doa-doa," katanya.
Ia mengatakan, upacara adat Labuhan Merapi merupakan kegiatan tahunan yang cukup besar dan telah melegenda serta telah menjadi "calender of event" yang tetap.
"Diperkirakan akan mendatangkan ribuan wisatawan domestik maupun manca negara yang akan melihat secara langsung ritual upacara adat yang masih kental kesakralannya di kalangan masyarakat umum," katanya.
(U.V001/Z003/P003)
COPYRIGHT © 2010
0 komentar:
Posting Komentar
Terimakasih Atas Kunjungannya, Kami berharap Saudara meninggalkan sedikit kata Untuk Kemajuan Blog ini. Ini semua Untuk Bali, mari bersama Menjaga dan melestarikan Bali yang senantiasa indah dan Damai.