Kamis, 06 September 2012

Siat Sampian untuk Merayakan Keberagaman

Gerakan tari menyisir sisa amarah dan menyejukkan pikiran. Foto: Luh De Suriyani
Puluhan perempuan tua menari nonstop selama dua jam.
Mereka mengelilingi pura besar yang menjadi sejarah resolusi konflik sectarian di Pulau Dewata. Mereka menyebarkan vibrasi kebersamaan karena tiap gerakan dilakukan secara perlahan dan langkah kaki yang seragam.
Aura mereka menyebar di Pura Samuantiga yang ramai dengan ribuan warga dan turis pekan lalu. Ritual Siat Sampian dan Nampyog menjadi tari wali yang ditunggu-tunggu di pura yang berlokasi di Bedulu, Gianyar, ini.
Sekitar 40 orang perempuan bekebaya putih, kain hitam dan selendang putih jadi salah satu pusat perhatian. Mereka memulai ritual penyucian dengan puja di pagi hari bersama sejumlah pemangku pria. Persembahyangan dilakukan di enam titik. Mulai dari Pura Beji, Pura Anyar, Pura Duwur Delod (Ratu Agung Sakti), Pura Agung Panji, Paruman Agung, dan Pura Batan Manggis.
Beberapa saat kemudian, penari yang berusia rata-rata di atas 50 tahun disebut Permas ini menari mengitari areal pura. Proses mengitari pura ini sebanyak 18 kali. Semua dibagi menjadi lima babak dengan gerakan berbeda.
Pertama enam kali berkeliling menari dengan gerakan tangan dan kaki atraktif. Selanjutnya tiga kali berkeliling bersama dengan pra pemangku sambil membunyikan gentanya. Tak berhenti di sana, Premas ini dilanjutkan tiga kali berkeliling dengan saling memegang selendang.
Pada babak berikutnya, baru sekitar 200 pria tua muda bergabung membuat tarian seperti ombak.
Mereka berpegangan tangan satu sama lain sehingga seluruh areal pura dikelilingi bariasan ombak. Dia seperti gelombang yang akan menyisir sisa amarah dan kemudian menyejukkan pikiran. Tiap tugu pura harus tersentuh ombak ini. Caranya dengan menyentuhkan kaki dari seluruh penari.
Setelah itu dua kelompok Premas dan Parekan (penari lelaki) memisahkan diri dan bersembahyang di sejumlah tempat untuk memulai Siat Sampian. Giliran pertama adalah siat sampian untuk premas. Mereka mengambil sampian, rangkaian janur yang dipakai sebelumnya dalam sesajen bungsil untuk upacara di pura ini, lalu berteriak dengan histeris sambil mengangkat sampian. Terlihat seperti saling memukulkan sampian (siat) namun tak ada yang marah. Hanya keriangan.
Demikian juga ketika giliran kelompok penari lelaki atau Parekan melakukan siat sampian. Kelompok parekan menarikan dengan suara gemuruh karena jumlahnya jauh lebih banyak dibanding Premas.
“Siat sampian adalah gambaran dari resolusi konflik warga. Masalah terus muncul tapi harus dicari solusinya dengan rasa kebersamaan. Itu yang diwarisi Samuantiga,” ujar I Wayan Patera, ketua panitia upakara ini.
Penari Premas dan Parekan ini tak akan berkurang jumlahnya walau tak ada penunjukkan. Penari lama akan meneruskan ke anak, cucu, dan kerabat lain. Begitu seterusnya.
“Menari di Samuantiga adalah kebanggaan dan kewajiban buat saya secara turun temurun. Kakek saya sembuh setelah kami minta kesembuhan di sini,” ujar Mendra, salah satu parekan. 

Tulisan ini juga dimuat The Jakarta Post.

0 komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Atas Kunjungannya, Kami berharap Saudara meninggalkan sedikit kata Untuk Kemajuan Blog ini. Ini semua Untuk Bali, mari bersama Menjaga dan melestarikan Bali yang senantiasa indah dan Damai.

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

INFO PENTING

Kami sampaikan kepada semua pengunjung TNBA Blog, bahwa Kami disini bukanlah Pencipta Artikel ataupun Uploder, kami hanyalah Finder Artikel dan Juga Link - link terkait yang kami Posting. Admin adalah BLOGER Baru yang berasal dari PULAU DEWATA dengan Tujuan mulia untuk membantu Masyarakat untuk menemukan Artikel-artikel yang diinginkan dengan Mudah tanpa mengambil keuntungan dari semua Postingannya.

Salah satu Sumber kami :
1. www.parisada.org
2. singaraja.wordpress.com
3. piswayang.blogspot.com
4. www.stitidharma.org

Trima kasih atas perhatiannya

Admin

Bisnis Online

BALI

=====BALI=====

Bali adalah Pulau yang sering disebut dengan Pulau Seribu Pura, ini semua karena memang di Pulau ini memiliki banyak sekali Bangunan Pura Yang Megah di Setiap Lokasi di Setiap Desanya. Hal ini tidak terlepas dari Mayoritas penduduknya menganut Agama Hindu,,Hhhhmmmmmm kalau saya Bahas Bali disini akan sangat panjang, Kalau Agan2 Mau tau Bali seperti apa,,.??? Baca Postingan dari "TIANG NAK BALI AGA", temukan Informasi tentang Bali disini.

Suksma

Kategori

Blog Archive

Diberdayakan oleh Blogger.
 

Translate Here

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Kunjungan

Followers

 

Visitors

free counters

Templates by Nano Yulianto | CSS3 by David Walsh | Powered by {N}Code & Blogger